Sejarah Kalurahan Pulutan

pulutan 30 Oktober 2021 20:35:00 WIB

Sebelum menjadi Kalurahan jaman dahulu masih ladang belum ada penduduk. Maka ada para leluhur yang memulai untuk tinggal pertamakalinya di Pulutan yang bernama Ki Ageng Wonosalam yang masih saudara dengan Ki Ageng Butuh dan Ki Ageng Giring yang merupakan murid Sunan Kalijaga. Jaman dahulu tempat ini disebut ngasem gede karena ada pohon asem/ wit asem di lingkungan ini.

Jaman dahulu wilayah ini belum ada pemerintahan masih kademangan yang sebelumnya berada di Wareng. Karena masih menjadi satu dengan Wareng. Jaman dahulu yang menjadi Demang pertamakali di Wareng adalah Demang Wongso Drono atas perintah dari Hamengkubowono I sampai Hamengkubowono II kemudian dilanjutkan oleh Demang Wongso Jemiko ketika masa purna Hamengkubowo II. Setelahnya dilanjutkan Demang dari Semanu yaitu Demang Wongso Jemiko yang merupakan bawahan Demang Panji Harsodipuro ketika masa kepemimpinan Hamengkubowono III. Setelah Demang Panji Harsodipuro wilayah ini menjadi pemerintahan Bekel. Bekel pertama bernama Karto Dinoyo merupakan prajurit dari mentaok. Kemudian dilanjutkan Mas Bekel Wiryo Sentono trah Paku Alam III serta prajuritnya Pangeran Diponegoro yang perang di Tegalrejo.

Mas Bekel Wiro Sentono menjadi Bekel kedua dilanjutkan Mas Bekel Sastro Taruno dilanjutkan lagi Mas Bekel Sastro Dimejo dan dilanjutkan lagi oleh Mas Bekel Niti Dikromo dari Sodo. Setelah Bekel Niti Dikromo pemerintahan di wilayah ini sudah menjadi lurah yaitu lurah pertamakali Niti Semito putra dari Bekel Niti Dikromo. Lurah Niti Semito adalah abdi dalem yang disenangi karena ikut membantu membuat pasanggarahan di Ambar Ketawang jaman Hamengkubowono VII. Maka eyang Niti Semito diwisuda di Puro Pakualaman pada hari Kamis Pahing tanggal 30 Oktober 1890/ 16 Maulud ( Rabiul Awal ) 1308 H.

Karena sejarah dari para leluhur menjadi dusun - dusun maka pemerintahan disebut Pulutan karena hasil tani tanaman padi ketan yang nasinya pulen seperti getah/ pulut.

Pada masa Niti Semito pemerintahan Pulutan menjadi 9 padukuhan yaitu Padukuhan Pulutan, Semenrejo, Glodogan, Ngaliyan, Walikan, Butuh, Temu, Karangasem, Praon. Semua padukuhan tersebut merupakan wilayah di Kalurahan Pulutan yang mempunyai sejarah sendiri. Nama - nama padukuhan berdasarkan sejarah dikaitkan dengan cerita atau nama leluhur yang pertama kali tinggal di wilayah ini sebagai pengingat sejarah pertamakalinya terbentuk wilayah padukuhan.

Setelah menjadi Kalurahan Pulutan pemerintahan dipimpin oleh Lurah dan dukuh membantu Lurah mengampu wilayah padukuhan dan semua pamong kalurahan setiap hari menjalankan ketugasan di kantor balai kalurahan. Walaupun pemerintahan bukan lagi demang maupun bekel tetapi masyarakat Pulutan tetap melestarikan budaya lelulur dengan hidup gotong royong dan hidup berdampingan.

Berikut adalah Lurah - lurah di Kalurahan Pulutan :

  1. Niti Semito/ Sumiran menjabat selama 3 windu ( makam di Karangasem Pulutan )
  2. Sastro Semito  menjabat selama 2 windu ( makam di Potorono Banguntapan Bantul )
  3. Setro Wiryo menjabat selama 3 windu ( makam di Praon Pulutan )
  4. Karyo Pawiro  ( makam di Karangasem Pulutan )
  5. Suwardi ( makam di Butuh Pulutan )
  6. Sukaryono menjabat selama 2 periode ( Tahun 1995-2005 dilanjutkan Tahun 2005 - 2013 )
  7. Tri Untaro menjabat selama 1 periode ( Tahun 2013 - 2019 )
  8. Rusmiyanto menjabat mulai 31 Desember 2019 - 31 Desember 2025

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung